Nilai dan keyakinan seseorang tentunya sangat berbeda antara satu dengan yang lain. Jika kita panggil 10 orang ke dokter bedah otak dan ahli psikologis yang paling ahli sedunia kemudian kita minta tolong untuk membedah otaknya dan mengetahui apa saja nilai dan keyakinan yang ada pada setiap orang, tentu saja kita menemukan 10 perbedaan dari 10 orang yang ada.
Meskipun ada beberapa kesamaan, tetapi tetap saja ada yang berbeda. Padahal ketika mereka dilahirkan ke dunia (bayi), mereka hampir dapat dipastikan masih belum memiliki nilai-nilai dan keyakinan seperti yang mereka miliki sekarang. Jadi siapa yang telah mewarnainya?
Sebelum kita menguak dalang dari nilai dan keyakinan yang mengakar pada seseorang, kita perlu tahu jika nilai dan keyakinan ini sangat penting dalam kehidupan seseorang. NLP pun mempunyai banyak alasan untuk menjadikan hal ini sebagai fokus dan perhatian yang optimal.
Setelah kita sadari bersama jika nilai dan keyakinan itu bukanlah bawaan sejak lahir, maka kita perlu mencari tahu dari mana datangnya hal tersebut. Tentunya ada banyak hal yang mempengaruhinya dan setidaknya ada 10 hal yang akan kita ulas sekarang :
- Pengalaman masa kecil
Ketika anak berusia sekitar 0 – 7 tahun, segala sesuatu yang diterimanya berpotensi menjadi nilai dan keyakinan yang mengakar pada otaknya.
- Budaya yang berlaku di lingkungan
Banyak anak yang beragama sesuai dengan agama orang tuanya, banyak anak memiliki hobi yang sama dengan orang tuanya, atau apa yang dilakukan orang tua selalu melekat pada anak. Ibarat pepatah, “Kacang ora ninggal lanjaran”.
- Modelling yang disengaja atau tidak
Pada masa pertumbuhan dan perkembangan anak cenderung memodel, mencontoh figur idolanya. Jika idolanya baik maka kemungkinan nilai dan keyakinannya juga ikut baik. Bagaimana jika sebaliknya?
- Umpan balik dari orang lain
Apa yang diberikan orang tua dan orang lain yang berupa komentar, kritik akan membentuk citra diri anak. Apa yang akan terjadi jika mereka lebih sering mengkritik dari pada memuji?
- Pengalaman yang sering terjadi
Jika setiap hari orang tua membiasakan anak untuk selalu mencuci tangan setiap mau makan, maka kebiasaan ini akan terbawa sampai tua. Bagaimana jika terjadi pembiasaan yang negatif?
- Kelompok-kelompok terdekat
Kelompok yang ada disekitar tentu memiliki nilai yang sama atau bahkan bertolak belakang. Ada kecenderungan jika kita sering mencocokkan nilai atau keyakinan kita pada kelompok tersebut.
- Pengalaman referensial
Kadang kala kita hanya butuh satu pengalaman yang besar dalam hidup untuk berubah. Misalnya membayangkan jika kita akan mendapat penghasilan sekian ratus juta atau bonus barang mewah jika bekerja sungguh-sungguh dengan mencari follower (seperti pada MLM).
- Role models
Kita dapat mengadopsi secara langsung nilai atau keyakinan orang lain yang menginspirasi. Misalnya Soekarno yang ditakuti dan disegani oleh bangsa lain di dunia. Atau membaca kisah seorang pengemis cacat yang menyedekahkan salah satu barang termahal yang ia miliki (ginjal kanannya), dsb.
- Budaya yang menjamur
Kita akan mengalami kesulitan untuk mengembangkan nilai dan keyakinan kita pada sebuah keluarga atau tempat kerja yang sudah memiliki budaya nilai dan keyakinan yang bertentangan.
- Pengaruh media
Apa saja yang disuguhkan media akan berpengaruh dan menggeser nilai dan keyakinan kita, baik disadari atau tidak. bagaimana dengan pengalaman kita sendiri?
Adrian Luis
Latest posts by Adrian Luis (see all)
- Mengatasi Hambatan Diri dalam Proses Transformasi dengan Life Coaching - 9 June 2023
- Apa itu Neuro Linguistic Programming (NLP) dan Mengapa Penting? - 8 June 2023
- Menemukan Tujuan Hidup Anda Melalui Life Coaching - 8 June 2023
- 10 Keterampilan Manajemen yang Wajib Dimiliki untuk Menuju Sukses di Era Digital - 7 June 2023
- Mengapa Life Coaching Penting dalam Proses Transformasi Diri - 6 June 2023