5 why sebagai meta model, memandang NLP dari sudut pandang dunia Industri ataupun sebaliknya akan memperkaya “map” kita sehingga dapat lebih powerful dalam menghadapi suatu kejadian.
Dalam NLP selalu ditekankan bahwa manusia menerima informasi dan ketika menerima informasi tersebut ada filter yang bekerja yaitu Delete, Distorsi, dan Generalisasi. Begitu juga ketika manusia berbicara, pasti ada proses Delete, Distorsi, dan Generalisasi. Karena itu perlu digunakan suatu pertanyaan untuk menggali informasi yang di delete, di distorsi, atau yang digeneralisasi. Dalam bahasa yang keren, pertanyaan-pertanyaan tersebut diajukan supaya dapat diketahui deep structure dari MAP seseorang, atau agar dapat diketahui akar masalahnya. Teknik bertanya Teknik tersebut oleh kalangan NLP’er dikenal dengan Meta Model.
Dalam perspektif yang lain ada yang mengatakan bahwa meta model yang paling simpel adalah “SI ADI DEMEN BABI” alias bertanya “SIApa – DImana – DEngan siapa – MENgapa – BAgaimana – BIlanama”.
Pertanyaan yang sering muncul adalah “apakah Why merupakan meta model ?” “Bukankah kalau bertanya dengan why munculnya alasan ?”
Why apabila ditanyakan 1x maka memang yang muncul adalah alasan, namun kalau ditanyakan minimal 5x maka yang akan muncul adalah akar masalah tsb. Teknik tersebut dalam Toyota Way dikenal dengan why-why analysis atau 5 why’s analysis
Why-Why Analysis atau 5 Why’s Analysis biasa digunakan bersama dengan Diagram Tulang Ikan (Fishbone Diagram) dan menggunakan teknik iterasi dengan bertanya MENGAPA (Why) dan diulang beberapa kali sampai menemukan akar masalahnya. Why-Why Analysis adalah suatu metode yang digunakan dalam root cause analysis dalam rangka untuk mengali penyebab masalah atau ppenyebab dari defect yang lebih mendalam secara sistematis untuk menemukan cara penanggulangan yang lebih dalam pula.
Teknik ini awalnya dikembangkan oleh Sakichi Toyoda dan digunakan dalam Toyota Motor Corporation selama evolusi metodologi manufaktur. Ini adalah komponen penting dari pelatihan pemecahan masalah, disampaikan sebagai bagian dari induksi ke dalam Toyota Production System . Arsitek dari Sistem Produksi Toyota, Taiichi Ohno , menggambarkan metode 5 Kenapa yang sebagai “dasar pendekatan ilmiah Toyota. dengan mengulangi mengapa lima kali, sifat dari masalah serta solusinya menjadi jelas.” Alat ini telah melihat digunakan secara luas di luar Toyota, dan sekarang digunakan dalam Kaizen, lean manufacturing , dan Six Sigma
Sebagian besar permasalahan tidak membutuhkan analisis statistik yang kompleks, tapi membutuhkan usaha yang keras serta detail dalam memecahkan masalah. Solusi yang hanya melihat akibat tanpa menggali lebih dalam sampai pada Why terakhir, dapat berakibat solusi perbaikan yang dilakukan terlampau dangkal dan dapat dipastikan sesungguhnya masalah tersebut belumlah tuntas. Ini yang perlu dihindari.
Untuk itu metode 5 Why sering dipergunakan. Konkritnya, tanyakanlah 5 (lima) kali Kenapa? pada suatu masalah yang membutuhkan penanggulangan. Baik permasalahan besar yang rumit maupun persoalan kecil yang sederhana. Penyelesaian masalah yang hanya seolah-olah kelihatan tuntas, dapat berakibat fatal dengan munculnya masalah yang lebih rumit dan kompleks. Terkadang kita perlu mengeluarkan biaya besar hanya karena kita lalai dan mengabaikan hal kecil.
Suatu hari ada laporan dari supervisor produksi bahwa ada kebocoran oli pada mesin produksi, maka dengan 5 why kita bisa bertanya sbb :
- Kenapa ada oli dilantai ? (mesin meneteskan oli)
- Kenapa mesin meneteskan oli ? (gasket telah rusak)
- Kenapa gasket rusak ? (sudah lama tidak diganti)
- Kenapa tidak diganti ? (tidak ada standar penggantian)
- Kenapa tidak ada standar pengantian ? (belum dibuat standar penggantian)
Jadi akar masalah dari adanya kebocoran oli pada mesin produksi karena belum dibuat standar penggantian.
Apakah 5 why hanya untuk bidang produksi ? sejauh pengalaman saya, saya sering menggunakannya dalam berbagai aspek ataupun coaching yang saya lakukan. Gunakan pertanyaan 5 why untuk menggali akar masalah. Pastikan anda mencatat jawabannya dan menentukan solusinya. Karena itu biasanya setelah melakukan why-why analysis maka dilanjutkan dengan pertanyaan HOW.
Oya….kalau ditanya mana yang lebih hebat antara NLP dengan Toyota Way ? maka jawab saya akan jauh lebih bermanfaat kalau dapat mensinergikan keduanya.
Adrian Luis
Latest posts by Adrian Luis (see all)
- Hidup Dengan Menjalankan Passion - 22 August 2024
- Menemukan Keberhasilan dan Kepuasan dalam Pertumbuhan Pribadi dan Bisnis - 15 March 2024
- Bangun Diri dan Bisnis Adopsi Filosofi Jim Rohn - 14 March 2024
- Mengkristalkan Tujuan Anda: Meningkatkan Performa Kerja dan Penjualan - 13 March 2024
- The Million Dollar Personal Success Plan: Menggapai Kesuksesan Luar Biasa - 12 March 2024